Enaknya Anak Petinggi DPR, Mau Ke Mana Minta Difasilitasi Negara, Beda Ma Anak Presiden Yang Musti Begini Dulu untuk Jalani Hidup


Shafa Sabila Fadli, Kaesang Pangarep, dan Gibran Rakabuming
BentengNKRI.com, INSPIRASI - KJRI di New York, Amerika Serikat membenarkan adanya surat permintaan fasilitas yang dibuat oleh Sekjen DPR RI yang meminta bantuan KBRI Washington DC melalui KJRI New York untuk memfasilitasi kunjungan putri Fadli Zon yang bernama Shafa Sabila Fadli.

Mendapat surat tersebut, pihak dari KJRI New York kemudian menjelaskan bahwa KJRI New York hanya bisa membantu penjemputan di bandara dan transportasi dari bandara ke hotel di kota New York.

"Karena keterbatasan anggaran KJRI New York tidak dapat memfasilitasi pendampingan karena jaraknya yang sekitar 200 km dari kota New York," demikian klarifikasi yang disampaikan oleh KJRI New York, Selasa (27/6).

Pihak KJRI juga telah membalas surat tersebut pada tanggal 10 Juni yang menginformasikan bahwa KJRI New York hanya dapat membantu penjemputan di bandara dan transportasi dari bandara ke hotel di kota New York.

Sebelumnya diberitakan, beredar surat permintaan fasilitas yang dibuat oleh Sekjen DPR RI yang meminta bantuan KBRI Washington DC melalui KJRI New York untuk memfasilitasi kunjungan putri Fadli Zon yang bernama Shafa Sabila Fadli.

Surat yang bernomor 27/KSAP/DPR RI/VI/ 2016 itu dikirimkan tanggal 10 Juni 2016 yang ditandatangani oleh Kepala Biro KSAP Setjen DPR RI, Saiful Islam.

"Dengan hormat kami sampaikan bahwa putri Wakil Ketua DPR RI Bapak Fadli Zon yaitu a.n. Shafa Sabila Fadli akan melakukan perjalanan ke New York, Amerika Serikat untuk mengikuti Stagedoor Manor 2016 pada tanggal 12 Juni s.d. 12 Juli 2016," begitu bunyi surat tersebut.

"Sehubungan dengan itu, kami mohon bantuan dari KBRI Washington melalui KJRI New York untuk penjemputan dan pendampingan kepada putri tersebut selama berada di New York Amerika Serikat," demikian tertulis pada bagian penutup surat.

Berbeda dengan Shafa Sabila Fadli, anak-anak presiden Jokowi menghadapi kehidupan mereka tidak neko-neko memanfaatkan jabatan bapaknya.

Kaesang Pangarep, di Kamar Apartemennya
Kuliah Di Singapura, Putra Bungsu Jokowi Hidup Sederhana Tak Ada Yang Tahu Dia Anak Presiden Indonesia


Memilih hidup mandiri di Singapura, Kaesang Pangarep sempat diolok-olok karena tinggal di Apartemen dengan kamar kelas pembantu. Dilanjut sebutan pencitraan sok sederhana.

Menanggapi itu, Kaesang Pangarep membuat sebuah Vilog (Video Blogger). Dalam cuplikan video yang diunggah pada 31 Maret 2016, Kaesang mengatakan dengan gaya bercanda, salah satu fasilitas mewah yang dimilikinya adalah pergi ke kampus di Singapura menggunakan helikopter pribadi. Dia juga mengaku diberi uang jajan Rp 5 miliar sebulan oleh sang ibu, Iriana Jokowi.

Video ini, menurut Kaesang, direkam di sebuah kamar tidur, yang disebut kamar pribadinya selama di Singapura. Kaesang berkelakar dia memiliki mesin ATM di dalam lemari pakaiannya. Lantai kamarnya berlapis emas 24 karat. “Di lemari aku ada mesin ATM dan lantai aku terbuat dari emas 24 karat,” ujar Kaesang dalam video itu.

“Kalau enggak habis, ibu bakal menghukum aku dan aku bakal dikasih Rp 10 miliar. Langsung dikasih ke muka, nih Rp 10 miliar harus dihabisi dalam waktu satu minggu,” ucap Kaesang sambil bergaya seolah sang ibu yang menamparkan uang miliaran itu ke wajahnya. Namun Kaesang mengatakan berusaha hidup hemat dan sederhana di negeri orang.

“Aku bahkan diusahain makan sehari cuma dua kali,” ujarnya.

Setelah lulus dari studi program International Baccalaureate, Anglo-Chinese School International (ACSI) di Singapura ada cerita menarik tentang Kaesang dari guru Fisikanya.

Guru Fisika Kaesang di ACSI, Ho Wee Kwong mengenal Kaesang sebagai sosok remaja sederhana, bersahaja dan tidak sombong. Saking sederhananya, menurut dia, warga sekolah tak tahu bahwa Kaesang anak seorang presiden.

"Di sini tak ada yang tahu dia (Kaesang) anak Presiden Indonesia. Dia pergi sekolah naik bus umum, sama seperti murid lain. Dia juga tak pernah memberi tahu ke kami kalau dia anak Gubernur atau anak Presiden," ungkap Ho Wee Kwong, seperti dimuat Straits Times, Sabtu (22/11/2014).

"Dia cuma bilang namanya Kaesang, anak seorang pengusaha," imbuh dia.

Begitupun anak Presiden Joko Widodo yang lain, memilih kerja keras menghidupi dirinya daripada mengandalkan jabatan bapaknya yang orang nomer 1 Indonesia.

Gibran Rakabuming dan Markobar


Gibran Rakabuming, Si Juragan Katering 


Sejak lulus sekolah dasar, Gibran memang sudah hidup terpisah dari orangtuanya. Sejak SMP, dia tinggal di Singapura. Dia menempuh pendidikan setingkat SMA di Orchid Park Secondary School, Singapura, pada tahun 2002. Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Management Development Institute of Singapore (MDIS). Setelah lulus pada 2007, dia pindah ke Australia untuk belajar di University of Technology Insearch, Sydney, Australia.

Saat masih kuliah, Gibran mulai tertarik dengan bisnis tata boga. Namun keluarga tak mendukung. Dia justru disarankan meneruskan usaha keluarga yang dirintis Jokowi. Menjadi pengusaha mebel. Apalagi pendidikannya tak ada sangkut pautnya sama dengan urusan kuliner.

Tapi Gibran tak tertarik dengan bisnis mebel. Meski tak punya latar tata boga, Gibran tetap ingin berbisnis makanan. Satu yang dia pegang. Prospek bisnis ini sangat cerah. Potensinya di Solo besar. Sehingga, setelah lulus kuliah pada 2010, dia nekat membuka katering kecil-kecilan. Gudang mebel sang ayah disulapnya menjadi kantor dan dapur.

Berdirilah usaha Chilli Pari Catering Service itu. Nama itu tak asal dipilih. Gibran mempertimbangkan nama itu secara filosofi. Chilli berarti cabai. Warna merahnya menggambarkan keberanian. Sementara Pari yang dalam bahasa Indonesia berarti padi menggambarkan kemakmuran. Bagi Gibran, nama Chilli Pari berarti keberanian untuk lepas dari bayang-bayang orangtua.

Meski keluarganya sudah mapan, Gibran tak meminta modal ke orangtua. Dia sebar tujuh proposal pinjaman dana. Namun hanya satu yang membuahkan hasil. Uang Rp 1 miliar dari satu proposal itulah yang dijadikan modal untuk membangun bisnis katering pada 2010 itu.

Tak mudah bagi Gibran untuk menjalankan usaha katering ini. Maklum, dia tak mau menebeng nama besar sang ayah yang pernah menjadi walikota Solo. Dia memilih merangkak dari bawah. Menggunakan keringatnya sendiri untuk membesarkan usaha ini. Awalnya, Gibran hanya mempekerjakan belasan orang. Namun sejak Januari 2011, perusahaan katering ini sudah memakai tenaga ratusan orang.

Bisnis katering ini dengan cepat tumbuh. Sebuah terobosan dia lakukan. Tak melulu menyediakan menu makanan khas Solo. Menu-menu andalan dari Jawa, Jepang, dan bahkan dari negara Barat, dia sajikan. Nama Chilli Pari pun semakin berkibar. Dan kini, Gibran tercatat sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo.

Selain itu, Putra sulung Presiden Jokowi ini pun punya tempat usaha kuliner martabak, yang dinamai Markobar (Martabak Kota Barat).

Markobar adalah singkatan dari Martabak Kota Barat yang mulai dirintis oleh Gibran di Solo pada 2015. Selain tiga cabang di Solo, Markobar kini juga dapat dinikmati oleh masyarakat di Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta.

Markobar memiliki menu spesial terang bulan 8 rasa, martabak satu lingkaran penuh dengan delapan topping yang berbeda, mulai dari rasa Ovomaltine, matcha, hingga coklat Toblerone. (Dari Berbagai Sumber/BN/001)



Source link

0 Response to "Enaknya Anak Petinggi DPR, Mau Ke Mana Minta Difasilitasi Negara, Beda Ma Anak Presiden Yang Musti Begini Dulu untuk Jalani Hidup"

Posting Komentar